Selasa, 27 Mei 2014

Hasil Drag Bike Cimahi Bandung 25 Mei 2014





Kelas 5 DB4B Bebek 2T 130cc Non Build Up
Pos N.s Nama Kota Team Time
1 37 Ocky Camat Bandung Ngeplays Speed Cilego Feat ADH 07.986
2 414 Imam Ceper Jakarta A Yanibon Project 07.997
3 320 Ayip Rosidi Karawang Cisadane Motor H Yani 08.137
4 321 Fandi Fendol Semarang Cisadane Motor H Yani 08.254
5 381 Tokichi Kebo Demak Cisadane Golek Dewek 08.414

Kelas 3 DB6 FFA 4T Non SE
1 253 Ocky Camat Bandung Takens H Andi 07.927
2 250 Amar Bekasi Takens H Andi 07.935
3 417 Fandi Fendol Semarang JFK Faito Yonk Motor 08.024
4 324 Imam Ceper Jakarta JFK Faito Yonk Motor 08.084
5 91 Bogi Bogel Jakarta Shaka Sport 08.205

Kelas 16 FU Frame STD 155cc
1 275 Cui Bopak Bekasi Senopati Har’s Speed 09.082
2 142 Imam Ceper Jakarta Aries ZIC Speed WRX JFK RT 09.109
3 140 Fandi Fendol Semarang Aries ZIC Speed WRX JFK RT 09.195
4 279 Ahmad Rifai Bekasi Senopati Har’s Speed 09.197
5 139 Saiful Cibef Jakarta Aries ZIC Speed WRX JFK RT 09.348

Kelas 1 DB5 Bebek 4T TU 130cc
1 389 AP Monyonk Bekasi Eiko Speed TKTDW Racing 08.552
2 69 Fandi Fendol Semarang Don HDS AGK RT 08.033
3 71 Imam Ceper Jakarta Don HDS Feat Bayu RT 08.649
4 72 Ardiansyah Ucil Cikarang Don HDS Feat Bayu RT 08.653
5 398 Ari Madun Yogyakarta Eiko Speed TKTDW Racing 08.696

Kelas 8 DB2B Matic 200 Frame STD Open
1 185 Ardiansyah Ucil Cikarang Rasio Tech Imam Malik NPR Majalaya 08.209
2 270 Imam Ceper Jakarta Sevensix Moon’s D+ 08.232
3 100 Saiful Cibef Jakarta Sevensix Moon’s D+ 08.315
4 184 Sani Kedot Bandung Rasio Tech Intan
5 64 Ayip Rosidi Karawang KRR CV Faujitex RST 08.395

Kelas 4 DB4 Bebek 2T 130cc
1 181 Fandi Fendol Semarang VND Vincent Aneka JFK RT 07.646
2 177 Imam Ceper Jakarta VND Vincent Aneka JFK RT 07.744
3 35 Ocky Camat Bandung Ngeplays Speed Cilego Feat ADH 07.763
4 319 Tokichi Kebo Demak Cisadane Motor H Yani 07.922
5 318 AP Monyonk Bekasi Cisadane Motor H Yani 07.935

Kelas 18 DB2B Bebek 4T TU 200cc Non DOHC
1 313 R Cholid Teor Jakarta Shaka Sport 08.070
2 314 Bogi Bogel Jakarta Shaka Sport 08.156
3 283 Deden Febri Bandung Anka Jaya KRN Feat Yangco 10.538

Kelas 10 DB13 FFA Matic
1 416 Cui Bopak Bekasi Shacie Bebek Tempur Bekasi 08.340
2 116 Dani Bandung MDR 08.622
3 225 M Robby J Bandung Machun n Friend 08.748

Kelas 11 DB8C Sport 2T 155cc Frame STD BDG-Cimahi
1 206 Rizki Acil Bandung Jocell Speed Shop OP 27
2 343 Asep Robot Bandung SP Team 07.900
3 134 Ari Anwari Bandung IDM SC 24 08.082
4 19 Sobir Pikachu Bandung SBL CV Cahaya Mutiara 08.170
5 297 Wiga Dheonz Cimahi Barakuda Salman Camat 26 08.205

Kelas DB2C Matic 200 Frame STD Lkl Jabar
1 241 Ecep Mutiara Bandung KRR Faujitex Ceps Speed RST 08.383
2 62 Seno Orock Karawang KRR TSM BJRT Revoler RST 08.393
3 186 Ali Ojel Garut NPR Racing Feat Rasio Tech 08.414
4 183 Rizky Acil Bandung NPR Racing Feat Rasio Tech 08.528
5 288 Asep Robot Bandung KRR Rakay Konyeh Aya Aya Wae OC25 08.633

Kelas 12 DB8B Sport 2T 155cc Frame STD Lkl Jabar
1 264 Zein MR Karawang VR Majuwijaya David Motor Kawasaki 07.918
2 383 Asep Kancil Bandung Metal Engine Putra Sawargi 07.922
3 342 Asep Robot Bandung SP Team 07.923
4 205 Rizky Acil Bandung Jocell Speed Shop OP 27 07.927
5 11 Amar Domar Bandung KRR Rakay Konyeh Aya Aya Wae OC25 08.633

Kelas 13 DB8 Sport 2T 155cc Frame STD Open
1 218 Yudistira Jebir Karawang Jocell Speed Shop OP27 07.644
2 36 Ocky Camat Bandung Ngeplays Speed Cilego Feat ADH 07.714
3 211 Ari Madun Yogyakarta Jocell Speed Shop OP27 07.902
4 207 Fandi Fendol Semarang Jocell Speed Shop OP27 07.919
5 280 RA Hardiawan Bandung Metal Engine Putra Sawargi 07.941

Kelas 17 Bracket Time 8 Detik Motor Bebas
1 399 Yudistira Jebir Karawang – 08.008
2 238 Zein MR Karawang Cep’s Speed Feat X Speed 08.154
3 298 Felix GS Bandung KN Jaya Motor Rame-Rame 08.175
4 246 Ecep Mutiara Bandung Cep’s Speed Feat X Speed 08.261
5 222 M Lukman Bandung HWD Ceps Deden Manru Racing 08.399

Kelas 15 DB1 Sport 2T TU 155cc
1 34 Ocky Camat Bandung Ngeplays Speed Cilego Feat ADH 07.436
2 85 Imam Ceper Jakarta VND Vincent Aneka JFK RT 07.495
3 336 Tokichi Kebo Demak Takens H Lutfi 07.606
4 386 AP Monyonk Bekasi IDM Raak Speed 07.628
5 212 Hardiawan Bandung Jocell Speed Shop OP27 07.632

Kelas 9 DB2 Matic TU 200cc
1 178 Imam Ceper Jakarta JFK Faito Yonk Motor 08.013
2 366 Ardiansyah Ucil Cikarang Key Speed 08.109
3 258 AP Monyonk Bekasi Takens H Lutfi 08.125
4 182 Saiful Cibef Jakarta JFK Faito Yonk Motor 08.150
5 285 Ayip Rosidi Karawang Bill Speed Cinere Feat WBM 08.229

Kelas 2 DB3 Bebek 4T TU 200cc
1 176 Imam Ceper Jakarta JFK Faito Yonk Motor 07.839
2 170 Yuns Bonce Solo Bintang Cargo tung’s 55 Bronx BMS 07.974
3 252 Ocky Camat Bandung Takens H Andi 08.027
4 180 Fandi Fendol Semarang JFK Faito Yonk Motor 08.040

Kelas 6 Db7 Sport 2T 140cc
1 175 Imam Ceper Jakarta JFK Faito Yonk Motor 07.546
2 255 Widy Child Jakarta Takens H Andi 07.640
3 179 Fandi Fendol Semarang JFK Faito Yonk Motor 07.671
4 150 Ayip Rosidi Karawang Delta Motor Feat X Speed 07.685
5 164 R Chold Teor Bekasi Bintang Cargo tung’s 55 Bronx BMS 07.786

Kelas 14 Db8D Sport 2T 155cc Frame STD Mesin Bebas
1 208 Fandi Fendol Semarang Jocell Speed Shop OP 27 07.661
2 219 Yudistira Jebir Karawang Jocell Speed Shop OP27 07.704
3 38 Ocky Camat Bandung Ngeplays Speed Cilego Feat ADH 07.751
4 268 Ayip Rosidi Karawang VR Majuwijaya David Motor 07.855
5 214 Hardiawan Bandung Jocell Speed Shop OP 27 07.876

Kelas 19 OMR Yamaha Xeon STD Pabrik
1 174 Ardiansyah Ucil Cikarang Don HDS Feat Bayu RT 12.663
2 371 Cui Bopak Bekasi Senopati Har’s Speed 12.692
3 282 Yadi Kadal Cimahi Debit Project 12.762
4 412 Cepy – - 12.790
5 400 Musa Ucrit Jakarta – 12.814

Read more: http://infobalapliarjakarta.blogspot.com/2014/05/hasil-drag-bike-cimahi-bandung-25-mei.html#ixzz32yaIKH7W

Kamis, 22 Mei 2014

APA ITU BROWNING ?

 Adanya proses pencoklatan atau browning sering terjadi pada buah-buahan seperti pisang, peach, pear, salak, pala dan apel. Buah yang memar juga mengalami proses kecoklatan. Pada umumnya proses pencoklatan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu proses pencoklatan yang enzimatik dan yang nonenzimatik (Winarto, 2004).
*    Browning Enzimatik
Proses browning adalah proses kecoklatan pada buah yang terjadi akibat proses enzimatik oleh polifenol oksidasi. Pada umumnya proses browning sering terjadi pada buah–buahan seperti pisang, pear, salak, pala, dan apel (Widagdo, 2010).
Pencoklatan enzimatik dan yang nonenzimatik.Pencoklatan enzimatik terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung substrat fenolik,  di samping katekin dan turunnya seperti tirosin, asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosiain dapat menjadi substrat proses pencoklatan. Senyawa fenolik dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling berdekatan merupakan substrat yang baik untuk proses pencoklatan. Proses pencoklatan enzimatik memerlukan adanya enzim fenol oksidase dan oksigen yang harus berhubungan dengan substrat tersebut. Enzim-enzim yang dapat mengkatilis oksidasi dalam proses pencoklatan dikenal dengan berbagai nama, yaitu fenol oksidase, polifenol oksidase, fenolase, atau polifenolase; masing-masing bekerja secara spesifik untuk substrat tertentu (Dita, 2010).
*    Browning Nonenzimatik
Pencoklatan nonenzimatik sangat penting pada pemanufakturan makanan dan hasilnya mungkin dikehendaki mungkin tidak. Contohnya, pembentukan kulit luar coklat pada roti dikehendaki; pelunturan coklat susu yang diuapkan dan disterilkan tidak dikehendaki. Untuk produk yang reaksi pencoklatannya menguntungkan, ciri warna dan bau rasa yang tebentuk biasanya dirasakan menyenangkan. Dalam prosuk lain warna dan bau rasa mungkin menjadi sangat tidak menyenangkan (Deman, 1997).
Pada umumnya ada tiga macam reaksi pencokelatan nonenzimatik yaitu karamelisasi, reaksi millard, dan pencokelatan akibat vitamin C. dalam suasana asam, cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai secara irreversible dengan membentuk suatu senyawa diketogulonaat, dan kemudian berlangsunglah reaksi Maillard dan proses pencokelatan. Karamelisasi terjadi pada suatu larutan sukrosa yang diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat, begitu juga titik didihnya sehingga seluruh air akan menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang melebur. Reaksi maillard berlangsung melalui beberapa tahap yaitu, suatu aldosa bereaksi bolak-balik dengan asam amino atau dengan suatu gugus amino dari protein sehingga menghasilkanbasa Schiff (Widagdo, 2010)
Pada umunya ada tiga macam reaksi pencoklatan non enzimatik yaitu karamelisasi, reaksi maillard, dan pencoklatan akibat vitamin C :
Karamelisasi
Bila suatu larutan sukrosa diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat, demikian juga titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh air menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik lebur sukrosa adalah 1600C. Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus sehingga suhunya melampaui titik leburnya, misalnya pada suhu 1700C, maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa. Reaksi yang terjadi bila gula mulai hancur atau terpecah-pecah tidak diketahui pasti, tetapi paling sedikit melalui tahap-tahap seperti berikut: Mula-mula setiap molekul sukrosa dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah fruktosan (Fruktosa yang kekurangan satu molekul air). Suhu yang tinggi mampu mengeluarkan sebuah molekul air dari setiap molekul gula sehingga terjadilah glukosan, suatu molekul yang analog dengan fruktosan. Proses pemecahan dan dehidrasi diikuti dengan polimerisasi, dan beberapa jenis asam timbul dalam campuran tersebut (Dita, 2010).
Reaksi Maillard
Reaksi Maillard adalah reaksi yang terjadi antara karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer. Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan berwarna cokelat, yang sering disebut dikehendaki atau kadang-kadang malahan menjadi pertanda penurunan mutu (Dita, 2010).
Menurut Dita (2010) Reaksi Maillard berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.   Suatu aldosa bereaksi bolak-balik dengan asam amino atau dengan suatu gugus amino dari protein sehingga menghsilkan basa Schiff.
2.   Perubahan terjadi menurut reaksi Amadori sehingga menjadi amino ketosa.
3.   Dehidrasi dari hasil reaksi Amadori membentuk turunan-turunan furfuraldehida, misalnya dari heksosa diperoleh hidroksi metil furfural.
4.   Proses dehidrasi selanjutnya menghasilkan hasil antara metil α-dikarbonil yang diikuti penguraian menghasilkan reduktor-reduktor dan α-dikarboksil seperti metilglioksal, asetol, dan diasetil.
5.   Aldehid-aldehid aktif dari 3 dan 4 terpolemerisasi tanpa mengikutsertakan gugus amino (disebu kondensasi aldol) atau dengan gugusan amino membentuk senyawa berwarna cokelat yang disebut melanoidin.
Pencoklatan Akibat Vitamin C
Vitamin C ( asam askorbat) merupakan suatu senyawa reduktor dan juga dapat bertindak sebagai precursor untuk pembentukan warna cokelat nonenzimatik. Asam-asam askorbat berada dalam keseimbangan denga asam dehidrokaskorbat. Dalam suasana asam, cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai secara irreversible dengan membentuk suatu senyawa diketogulonati kemudian berlangsung reaksi Maillard dan proses pencoklatan

Metode Analisa Kadar Abu

Penentuan kadar abu sesuai dengan Apriantono (1989) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.   Pengabuan cara langsung (Cara Kering).
Prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500–600ºC dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut (Sudarmadji, 1996).  Mekanisme pengabuan pada percobaan ini adalah pertama-tama krus porselin dioven selama 1 jam. Krus porselin adalah tempat atau wadah yang digunakan dalam pengabuan, karena penggunaannya luas dan dapat mencapai berat konstan maka dilakukan pengovenan. Kemudian didinginkan selama 30 menit, setelah itu dimasukkan eksikator. Lalu timbang krus sebagai berat a gram. Setelah itu masukkan bahan sebanyak 3 gram kedalam krus dan catat sebagai berat b gram. Pengabuan di anggap selesai apabila di peroleh pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu (Tamiang, 2011).
Pengabuan yang dilakukan didalam muffle dilakukan
melalui 2 tahap yaitu :
a.   Pemanasan pada suhu 300ºC yang dilakukan dengan maksud untuk dapat melindungi kandungan bahan yang bersifat volatile dan bahan berlemak hingga kandungan asam hilang. Pemanasan dilakukan sampai asap habis.
b.   Pemanasan pada suhu 800ºC yang dilakukan agar perubahan suhu pada bahan maupun porselin tidak secara tiba-tiba agar tidak memecahkan krus yang mudah pecah pada perubahan suhu yang tiba-tiba.  Setelah pengabuan selesai maka dibiarkan dalam tanur
selama 1 hari. Sebelum dilakukan penimbangan, krus porselin dioven terlebih dahulu dengan tujuan mengeringkan air yang mungkin terserap oleh abu selama didinginkan dalam muffle dimana pada bagian atas muffle berlubang sehingga memungkinkan air masuk, kemudian krus dimasukkan dalam eksikator yang telah dilengkapi zat penyerap air berupa silica gel. Setelah itu dilakukan penimbangan dan catat sebagai bera c gram. Beberapa kelemahan maupun kelebihan yang terdapat pada pengabuan dengan cara lansung. Beberapa kelebihan dari cara langsung, antara lain :
a.   Digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil pertanian, serta digunakan untuk sampel yang relatif banyak,
b.   Digunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu yang tidak larut dalam asam, dan
c.   Tanpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan resiko akibat penggunaan reagen yang berbahaya.
Sedangkan kelemahan dari cara langsung, antara lain :
a.   Membutuhkan waktu yang lebih lama,
b.   Tanpa penambahan regensia,
c.   Memerlukan suhu yang relatif tinggi, dan
d.   Adanya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu tinggi (Apriantono 1989).
2.   Pengabuan cara tidak langsung (Cara Basah)
Prinsip pengabuan cara tidak langsung yaitu memberikan reagen kimia tertentu pada bahan sebelum dilakukan pengabuan. Senyawa yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkohol ataupun pasir bebas anorganik selanjutnya dilakukan pemanasan pada suhu tunggi. Proses pemanasan mengakibatkan gliserol alkohol membentuk kerak sehingga menyebabkan percepatan oksidasi. Sedangkan pada pemanasan untuk pasir bebas dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen semakin luas dan memperbesar porositas, sehingga mempercepat proses pengabuan. Mekanisme pengabuannya adalah pertama-tama krus porselin dioven selama 1 jam. Kemudian didinginkan selama 30 menit, setelah itu dimasukkan ke dalam eksikator (Sudarmadji, 1996).
Lalu timbang krus sebagai berat a gram. Setelah itu masukkan bahan sebanyak 3 gram kedalam krus dan catat sebagai berat b gram. Kemudian ditambahkan gliserol alkohol 5 ml dan dimasukkan dalam tanur pengabuan sampai warna menjadi putih keabu-abuan. Setelah terjadi pengabuan, abu yang terbentuk dibiarkan dalam muffle selama 1 hari. Sebelum dilakukan penimbangan, krus porselin dioven terlebih dahulu dengan tujuan mengeringkan air yang mungkin terserap oleh abu selama didinginkan dalam muffle dimana pada bagian atas muffle berlubang sehingga memungkinkan air masuk, kemudian krus dimasukkan dalam eksikator yang telah dilengkapi zat penyerap air berupa silica gel. Setelah itu dilakukan penimbangan dan catat sebagai berat c gram.
Suhu yang tinggi menyebabkan elemen abu yang bersifat volatile seperti Na, S, Cl, K dan P menguap. Pengabuan juga menyebabkan dekomposisi tertentu seperi K2CO3 dan CaCO3. pengeringan pada metode ini bertujuan untuk mendapatkan berat konstan. Sebelum sampel dimasukkan dalam krus, bagian dalam krus dilapisi silica gel agar tidak terjadi pengikisan bagian dalam krus oleh zat asam yang terkandung dalam sampel dan utnuk menyerap air yang kemungkinan ada pada kurs (Anonim 2010c).
Beberapa kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada pengabuan cara tidak langsung sesuai dengan Anonim (2010c). Kelebihan dari cara tidak langsung, meliputi :
a.   Waktu yang diperlukan relatif singkat,
b.   Suhu yang digunakan relatif rendah,
c.   Resiko kehilangan air akibat suhu yang digunakan relatif rendah, 
d.   Dengan penambahan gliserol alkohol dapat mempercepat pengabuan, dan
e.   Penetuan kadar abu lebih baik
Sedangkan kelemahan yang terdapat pada cara tidak langsung, meliputi :
a.   Hanya dapat digunakan untuk trace elemen dan logam beracun,
b.    Memerlukan regensia yang kadangkala berbahaya, dan
c.   Memerlukan koreksi terhadap regensia yang digunakan.

Metode Analisa Kadar Air

Salah satu metode yang digunakan untuk menetapkan Kadar air pada suatu bahan adalah dengan menggunakan metode “Penetapan air dengan metode oven“, yaitu suatu metode yang dapat digunakan untuk seluruh produk makanan, kecuali produk tersebut mengandung komponen-komponen yang mudah menguap atau jika produk tersebut mengalami dekomposisi pada pemanasan 100oC–102oC sampai diperoleh berat yang konstan pada penimbangan berkali-kali (Apriyantono, 1989).
Kadar air dalam makanan menurut Sudarmadji (1989) dapat ditentukan dengan berbagai cara:
1.   Metode Pengeringan (Thermogravimetri)
Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah. Kelemahannya antara lain:
a.   Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
b.   Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan sebagainya.
c.   Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
2.   Metode Destilasi (Thermovolumetri)
Prinsip penentuan Kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen, benzena, tetrakhlorethilen, dan xylol.

Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak jumlah yang ditentukan biasanya 75–100 mL pada sampel yang diperkirakan mengandung air sebanyak 2–5 mL, kemudain dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat kimia tersebut diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung. Karena berat jenis air lebih besar daripada zat kimia tersebut maka air akan berada di bagian bawah pada tabung penampung. Bila pada tabung penampung dilengkapi skala maka banyaknya air dapat diketahui langsung. Alat yang dipakai sebagai penampung ini antara lain tabung Strak-Dean dan Sterling-Bidwell atau modifikasinya.
3.   Metode Khemis
Ada beberapa cara penentuan Kadar air metode khemis antara lain:
a.   Cara Titrasi Karl Fischer
b.   Cara Kalsium Karbid
c.   Cara Asetil Klorida
4.   Metode Fisis
Ada beberapa cara penentuan Kadar air cara fisis antara lain:
a.   Berdasarkan tetapan dielektrikum
b.   Berdasarkan konduktivitas listrik (daya hantar listrik) atau resistansi
c.   Berdasarkan resonansi nuklir magnetik
d.   Metode khusus misalnya dengan kromatografi

Tia Eriyanti Wanita 201 M



Tidak sia-sia Ibu kita kartini memperjuangkan emansipasi Wanita.......terbukti jaman sekarang banyak wanita-wanita hebat terlahir.....salah satunya Tia Eriyanti....Lady asal bekasi ini tidak mau ketinggalan dengan lady joki-lady joky lainya yang sudah Familyar di arena Drag Bike.... seperti indri barbi,Sabrina dan Mardenta....Rasa penasaran pertama kali muncul pada saat Tia pertama Kali belajar  menggunakan motor RX king....yah namanya juga motor RX king siapa aja yang naik motor itu pasti penasaran dengan tarikanya
yang spontan itu.....dari situ timbul rasa keinginan tia untuk menseriusi hobbinya tersebut dan ingin terjun ke balap resmi.....namun semuanya tidak dengan mudah di lalui begitu saja....sebelum terjun kearena resmi tidak jarang tia terjun ke arena liaran untuk mengasah skil dan mematangkan mentalnya....



Dari situlah datang tawaran dari beberapa teman bengkelnya yang menawarkan tia untuk menjadi Joki ....Setelah bergabung di Team Bengkel BSS BOTS SPEED....Tia Jadi rutin di didik Oleh Kru-kru dari bengkel BSS BOTS SPEED cara membawa motor setiap malam di salah satu lokasi yang ada di jakarta.....
Dan hasilnyapun tidak sia-sia...tepatnya bulan juni 2012 kemarin Tia di ikut sertakan langsung pada acara resmi yang di adakan di Sirkuit Sentul BOGOR...


Walau prestasinya belum begitu cemerlang diarena resmi ...Tia tetap semangat menjalani Hobbinya saat ini....apalagi teman-teman di sekeliling tia sangat mendukung dengan aktifitasnya tersebut termaksud kedua orang tuanya lo....Beberpa nama Joki Favorit tia diantaranya ..hendra kecil,Eko kodok Toni cupang , Ayip rosidi dan Ardiansah ucil ..... Tia memang masih membutuhkan jam terbang untuk mempertajam prestasinya....namun sebagai penggila kecepatan....kita harus mengacungi jempol untuk dara yang satu ini

  Profile :

Nama : Tia eriyanti
Nickname : kadang-kadang dipanggil tia tapi anak bengkel sering panggil aku tia jenong kata mereka sih aku jidatnya jenong-__- hihi
T.T.L : jakarta, 11 mei 1995
Alamat : gang as-syafi'iyah 08, kp payangan Rt03/Rw07 No 44 jati sari jati asih Bekasi
Makanan-Minuman favorit : kalo aku sih apa aja deh yang penting bikin kenyang tapi kalo yang masih diliat aneh bagiku engga bakalan aku makan dan aku paling engga sika sama pete dan jengkol ya walaupun aku orang betawi tapi emang dari lahir gak suka, dan buat minumsih sama apa aja yang penting bukan jus pepaya paling engga suka banget loh hehe...
Warna faforit : aku itu suka banget sama yang warna nya kuning makanya dari dulu aku cari jaket kulit warna kuning untuk balap tapi gada
Pacar : ?? aku single hehe....
Aku itu alumni Smk N 51 Jakarta Timur angkatan 2012 dan sekarang aku Menjadi Mahasiswa di Universitas Bina Sarana Informatika Jatiwaringin Jurusan akuntansi komputer

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More